Indonesia Menjadi Negara Paling Dermawan.

Indonesia Dinobatkan Sebagai Negara Paling Dermawan Di Dunia.

Menjadi Superpower Baru lewat Diplomasi Kemanusiaan

Menurut laporan World Giving Index 2024 yang dirilis oleh Charities Aid Foundation (CAF), Indonesia kembali dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia dengan skor 74 poin. Skor ini meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, di mana Indonesia memperoleh skor 68 poin pada tahun 2023. Peningkatan skor ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin aktif dalam melakukan donasi, membantu orang asing, dan menjadi relawan.

Prestasi ini menandai tahun ketujuh berturut-turut Indonesia mempertahankan posisi teratas dalam World Giving Index, mengukuhkan reputasi bangsa ini sebagai salah satu yang paling peduli terhadap sesama.

Sejalan dengan giving index, Anis Matta juga menyampaikan ada dua budaya yang dihidupkan dalam bulan Ramadhan ini, yaitu budaya empati dan budaya kedermawanan. Dengan giving index yang tinggi dan momentum Ramadhan ini, Anis Matta selaku Wakil Menteri Luar Negeri urusan Dunia Islam merilis tema besar arah diplomasi Indonesia di dunia Islam dengan istilah “Diplomasi Kemanusiaan”.

Strategi Diplomasi Kemanusiaan Indonesia

Isu Palestina menjadi pintu masuk untuk memulai strategi diplomasi kemanusiaan. Karena isu Palestina bukan sekadar isu agama, tetapi sudah menjadi isu kemanusiaan. Bahkan setelah Presiden Trump dilantik, isu Palestina dan Ukraina menjadi indikator arah kebijakan luar negeri AS ke depan.

Dalam isu Palestina ini, Anis Matta menggagas inisiatif untuk mengkolaborasikan kerja-kerja lembaga filantropi NGO dengan lembaga-lembaga negara seperti Baznas dan MUI. Dalam aspek aksi kemanusiaan dalam negeri, terutama dalam tanggap darurat bencana, lembaga-lembaga filantropi yang khusus mendedikasikan kerja untuk tanggap darurat bencana dikolaborasikan dan disinergikan dengan lembaga negara seperti Basarnas dan BNPB. Upaya-upaya yang digagas Anis Matta ini merupakan langkah gotong-royong antara negara dengan NGO kemanusiaan dan tanggap darurat bencana.

Dalam konteks Kementerian Luar Negeri, diplomasi kemanusiaan juga mencakup menjadikan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar yang memberikan pesan Islam damai dan moderat ke berbagai negara. Salah satunya adalah melalui program pendirian pusat studi Islam (Islamic Center) di negara-negara yang banyak memiliki penganut Muslim atau negara-negara dengan banyak WNI Muslim yang sedang belajar atau bekerja di sana. Apalagi permintaan tenaga kerja terampil dari luar negeri seperti perawat, tenaga kesehatan, atau tenaga terampil lainnya cukup tinggi. Sehingga ketika Indonesia mendirikan Islamic Center di berbagai negara, bukan hanya menjalankan misi edukasi tentang pemahaman Islam yang damai dan moderat, tetapi juga memberikan layanan bagi WNI Muslim di luar negeri.

Dampak Diplomasi Kemanusiaan

Anis Matta sering mengingatkan bahwa “Memimpin adalah Memberi”. Dengan giving index yang tinggi, Indonesia memiliki peluang untuk memimpin dengan karakter “giving”-nya. Diplomasi kemanusiaan berlandaskan mindset “giving” (memberi), di mana semakin banyak kebaikan yang diberikan, semakin besar manfaat yang diperoleh, baik bagi yang memberi maupun yang menerima.

Diplomasi kemanusiaan yang dilakukan melalui kolaborasi antara negara dan NGO memiliki dampak yang luas. Perubahan persepsi tentang Indonesia ke arah yang lebih positif dapat terjadi, baik dari warga luar negeri maupun diaspora Indonesia. Akulturasi budaya positif Indonesia juga dapat tersebar, serta opini-opini pemerintah Indonesia lebih dapat diterima di tingkat internasional. Bahkan, persepsi positif ini dapat berimbas pada peningkatan investasi luar negeri ke Indonesia dalam aspek G to G, B to B, atau NGO to NGO, maupun kolaborasi antara ketiganya.

Misi utama dari diplomasi kemanusiaan ini adalah bagaimana Indonesia memiliki kontribusi signifikan terhadap negara-negara di dunia, terutama dunia Islam, melalui isu kemanusiaan. Dengan kontribusi tersebut, valuasi Indonesia di mata dunia internasional akan meningkat, sehingga dapat memberikan pengaruh positif di tingkat global. Ketika Indonesia mulai memengaruhi kebijakan global, saat itulah Indonesia sedang merintis jalannya menuju status sebagai Superpower baru dunia.